Senin, 23 Juli 2018

Sakit kepala Vertigo

Hai semuannya... Kali ini kita akan mendalami ilmu kedokteran tentang Sakit kepala Vertigo. Mungkin selama ini kalian pernah merasakan sakitnya. Tetapi tidak tahu penyebab dan cara mengobatinya.... Nah kali ini kita akan membahas tentang penyebab dan cara mengobatinya. Yuk kita simak berikut ini:

Vertigo merupakan suatu gejala dengan sensasi diri sendiri atau sekeliling terasa berputar yang terjadi secara tiba-tiba. Ada kondisi vertigo yang ringan serta tidak terlalu terasa dan ada yang parah sehingga menghambat rutinitas.
Serangan vertigo bisa bervariasi, mulai dari pusing yang ringan dan muncul secara berkala hingga yang parah dan berlangsung lama.  Serangan yang parah bisa terus berlangsung selama beberapa hari sehingga penderitanya tidak bisa beraktivitas dengan normal.

Gejala Lain yang Menyertai Vertigo

Gejala lain yang berhubungan dengan vertigo adalah kehilangan keseimbangan. Tanda-tanda ini akan memicu pengidap vertigo mengalami kesulitan berdiri atau berjalan, mual, muntah, berkeringat, kadang disertai nistagmus (gerakan mata yang tidak normal) dan pusing.
Harap konsultasikan ke dokter jika vertigo Anda tidak kunjung sembuh. Dokter biasanya akan menanyakan gejala Anda, melakukan pemeriksaan sederhana, serta menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut. Terutama apabila frekuensi vertigo termasuk sering dialami, sehingga diagnosis vertigo bisa dipastikan.

Berbagai Penyebab Vertigo

Vertigo biasanya disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam. Gangguan ini akan memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Sementara penyebab umum lainnya meliputi:
  • Vertigo Posisi Paroksismal Jinak atau istilah umumnya Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BBPV) – vertigo yang dipicu oleh perubahan posisi kepala tertentu.
  • Migrain – sakit kepala tidak tertahankan.
  • Penyakit Meniere – gangguan yang menyerang telinga bagian dalam.
  • Vestibular neuronitis, yaitu inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam.
  • Gangguan pada otak, misalnya tumor.
  • Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga.
  • Trauma atau luka di kepala dan leher.

Pengobatan dan Pencegahan Vertigo

Vertigo sendiri termasuk gejala dan bukan penyakit. Karena itu, cara mengatasi vertigo tergantung pada penyakit yang menyebabkannya.
Sebagian kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan. Hal ini mungkin terjadi karena otak berhasil beradaptasi dengan perubahan pada telinga bagian dalam.
Ada juga beberapa penyebab vertigo yang membutuhkan langkah pengobatan khusus. Di antaranya adalah:
  • Manuver Epley untuk menangani BBPV.
  • Obat-obatan, seperti prochlorperazine dan antihistamin. Namun, obat-obatan ini biasanya hanya efektif untuk tahap awal dan sebaiknya tidak digunakan jangka panjang.
  • Terapi rehabilitasi vestibular guna membantu otak untuk beradaptasi dengan sinyal membingungkan dari telinga yang jadi penyebab vertigo, sehingga frekuensinya berkurang.
Selain penanganan dari dokter atau ahli terapi, kita juga bisa melakukan sejumlah cara untuk mengurangi atau mencegah gejala-gejala vertigo. Langkah-langkah tersebut meliputi:
  • Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.
  • Segera duduk jika vertigo menyerang.
  • Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
  • Gerakkan kepala secara perlahan-lahan.
  • Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.
  • Kenalilah pemicu vertigo Anda dan lakukan latihan yang dapat memicu vertigo Anda. Otak Anda akan menjadi terbiasa dan malah menurunkan frekuensi kambuhnya vertigo. Lakukan latihan ini dengan meminta bantuan orang lain.
  • Bagi Anda yang juga menderita penyakit Meniere, batasi konsumsi garam dalam menu sehari-hari.
Penyebab Vertigo
Pada umumnya, vertigo merupakan gejala yang dipicu oleh gangguan mekanisme keseimbangan pada telinga bagian dalam. Namun, ada beberapa penyakit lain yang juga bisa menjadi penyebabnya.
Jenis vertigo bisa dibagi menjadi dua kategori sesuai dengan penyebabnya. Dua kategori tersebut adalah:
  • Vertigo perifer. Ini adalah jenis vertigo yang paling umum. Vertigo perifer dipicu oleh gangguan pada mekanisme keseimbangan yang terletak pada telinga bagian dalam. Gangguan tersebut meliputi labirinitis, vestibular neuronitis, vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV), dan penyakit Meniere.
  • Vertigo sentral. Gangguan atau masalah pada serebelum (otak kecil) yang terletak di bawah otak besar atau batang otak (bagian bawah otak yang terhubung dengan saraf tulang belakang) berpotensi menyebabkan vertigo ini. Penyebab vertigo sentral yang lain meliputi migrainsklerosis multipel, stroke dan transient ischaemic attack (TIA), akibat obat-obatan tertentu, serta tumor otak yang terletak di otak kecil ataupun tumor jinak pada saraf pendengaran (neuroma akustik).
Berikut ini adalah gangguan yang menyebabkan vertigo perifer, antara lain:

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo/BPPV)

BPPV termasuk pemicu utama vertigo dan umumnya disebabkan oleh perubahan posisi dan gerakan kepala secara tiba-tiba. Misalnya:
  • Mendongak.
  • Bangkit berdiri dari posisi jongkok
  • Memutar atau menundukkan kepala.
BPPV juga dapat menyerang tanpa sebab jelas. Atau bisa juga terjadi setelah penderita mengalami infeksi telinga, operasi telinga, cedera kepala, serta lama terbaring.
Kasus-kasusnya ditandai dengan serangan vertigo yang singkat, intens, dan berulang (biasanya berlangsung selama beberapa detik atau beberapa menit). Gejala-gejala yang menyertainya juga bisa berupa mual, muntah, pusing, limbung, serta nistagmus (gerakan bola mata yang tidak terkendali) yang berlangsung secara singkat sehingga Anda tidak bisa fokus.
Para ahli menduga bahwa BPPV terjadi akibat serpihan debris (kristal kalsium karbonat) yang lepas dari dinding saluran telinga bagian dalam. Serpihan ini hanya menyebabkan gangguan ketika masuk ke saluran telinga bagian dalam yang penuh cairan. Dan akhirnya memicu gerakan cairan yang abnormal pada saat kita melakukan gerakan kepala tertentu. Gerakan itulah yang akan mengirim sinyal membingungkan ke otak dan menyebabkan vertigo.
BPPV umumnya menyerang lansia berusia 50 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dialami oleh orang yang lebih tua dan muda.

Vertigo dan Labirinitis

Labirin adalah saluran berliku-liku dan penuh cairan pada telinga bagian dalam yang berfungsi mengendalikan pendengaran dan keseimbangan. Peradangan akibat infeksi  pada struktur sensitif tersebut dikenal dengan labirinitis.
Labirinitis akan menyebabkan perbedaan informasi yang dikirim ke otak dari telinga yang sakit, telinga sehat, dan mata. Inilah yang dapat memicu vertigo dan rasa pening.
Penyebab umum labirintitis adalah virus, misalnya pada pengidap pilek atau flu. Namun, bakteri juga dapat menjadi pemicunya meski jarang terjadi. Vertigo akibat labirintitis biasanya diiringi oleh gejala-gejala:
  • Sakit di telinga.
  • Muntah.
  • Mual.
  • Tinnitus atau telinga berdenging.
  • Kehilangan pendengaran.
  • Demam tinggi.

Vestibular Neuronitis di Balik Vertigo

Inflamasi pada saraf yang menghubungkan labirin dan otak disebut vestibular neuronitis. Peradangan ini juga mungkin tersebar hingga labirin dalam telinga. Vestibular Neuronitisbisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari, tapi terkadang bisa memakan waktu 1,5 bulan untuk pulih sepenuhnya.
Penyakit yang sering datang secara tiba-tiba ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Sementara, gejala-gejalanya meliputi tubuh yang limbung, mual, dan muntah. Meski demikian, penderita biasanya tidak mengalami kehilangan pendengaran.

Vertigo Akibat Penyakit Meniere

Penyakit Meniere merupakan penyakit langka yang menyerang telinga bagian dalam. Vertigo yang parah, kehilangan pendengaran, telinga berdenging, dan sensasi penuh pada telinga merupakan beberapa gejala umumnya.
Vertigo pada penyakit Meniere akan terjadi secara mendadak dan berlangsung selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari. Gejala ini juga sering memicu mual dan muntah.
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi gejala-gejalanya bisa dikendalikan dengan pola makan serta obat. Kondisi ini jarang membutuhkan operasi sebagai tindak lanjut.

Dampak Cedera Kepala

Vertigo juga terkadang bisa timbul setelah cedera kepala. Segeralah ke dokter atau memeriksakan diri ke rumah sakit jika terjadi gejala-gejala, seperti pening atau vertigo, setelah benturan kepala. Vertigo sentral biasa disebabkan oleh gangguan pada serebelum atau otak kecil dan batang otak.

Vertigo Akibat Migrain

Migrain adalah serangan sakit kepala tidak tertahankan, terutama pada bagian depan atau di salah satu sisi kepala yang terkadang disertai mual dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
Migrain biasanya dialami oleh kalangan muda dan dianggap sebagai salah satu penyebab umum dari vertigo. Menghindari pemicu dan mengobati migrain biasanya dapat menyembuhkan vertigo.
Diangnosis tentang Vertigo
Tahap pertama diagnosis pada tiap penyakit umumnya diawali dengan dokter yang menanyakan gejala Anda. Pada pengidap vertigo, penggambaran gejala secara detail akan ditanyakan. Misalnya, mengenai situasi pada serangan pertama Anda, durasi, frekuensi kemunculan, pemicu, pengaruh gejala pada kehidupan sehari-hari, perubahan pada pendengaran, tinnitus, atau muntah-muntah.
Selain gejala, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan Anda serta keluarga, dan obat-obatan yang Anda konsumsi secara rutin. Begitu juga dengan infeksi telinga atau cedera kepala yang pernah dialami dalam waktu dekat.
Tahap pemeriksaan lebih lanjut akan dianjurkan jika diperlukan. Beberapa metode pemeriksaan tersebut meliputi:

Pemeriksaan dengan Cara Memicu Vertigo

Dokter umumnya menganjurkan pemeriksaan kesehatan untuk membedakan penyebab di balik vertigo. Proses ini meliputi pemeriksaan bagian dalam telinga dan mata guna mengecek ada atau tidaknya gerakan bola mata yang tidak terkendali (nistagmus).
Dokter juga mungkin akan memeriksa keseimbangan atau memancing vertigo Anda dengan manuver Dix-Hallpike. Penyebab vertigo yang paling sering didiagnosis dengan proses ini adalah Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV).

Pemeriksaan Pendengaran ke Spesialis THT

Pemeriksaan lewat tes garpu tala dan tes audiometri akan dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), terutama jika Anda mengalami tinnitus (telinga berdengung) atau kehilangan pendengaran.

Pemeriksaan Nistagmus

Nistagmus dapat mengindikasikan adanya masalah pada organ-organ yang mengendalikan keseimbangan tubuh. Pemeriksaan mendetailnya terkadang menggunakan proses elektronistagmografi (ENG) dan proses perekaman gerakan mata dengan kacamata videonistagmografi (VNG).

Pengujian Kalorik untuk Organ Keseimbangan

Tes ini menggunakan air hangat atau dingin yang akan dituang ke telinga. Hal ini untuk memeriksa kinerja organ keseimbangan dalam telinga yang sudah dirangsang oleh perubahan suhu dari air

Posturography untuk Memeriksa Keseimbangan

Posturography akan membantu perencanaan rehabilitasi sekaligus memantau proses pengobatan, dan menggunakan mesin penguji keseimbangan.

Proses Pemindaian di Kepala


Dokter juga terkadang menganjurkan MRI scan atau CT scan pada bagian kepala untuk memeriksa penyebab vertigo, misalnya neuroma akustik (tumor jinak).
Pengobatan Vertigo
Terkadang vertigo tidak memerlukan pengobatan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya. Walaupun begitu, ada berbagai metode pengobatan untuk vertigo.
Langkah pengobatan gejala ini ditentukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan vertigo yang dialami oleh pasien. Misalnya, mual dan sensasi berputar mungkin dapat dikurangi dengan berbaring diam dalam ruangan gelap, menghindari situasi yang memicu stres sehingga menurunkan kecemasan dan tingkat keparahan vertigo, serta konsumsi obat-obatan.

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (Benign Paroxysmal Positional Vertigo/BPPV)

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV) berpotensi untuk sembuh tanpa pengobatan khusus. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan. Diperkirakan, kesembuhan ini terjadi karena debris penyebab vertigo dalam saluran telinga sudah lumer dan diserap tubuh, atau menempel di bagian lain. Meski demikian, tetap ada kemungkinan kambuh.
Selama BPPV belum sembuh sepenuhnya, Anda sebaiknya bangun tidur secara perlahan-lahan serta menghindari kegiatan yang menuntut Anda untuk mendongak. Langkah ini berfungsi untuk mengurangi persentase kekambuhan vertigo.
Jika dibutuhkan, dokter akan menganjurkan beberapa langkah khusus untuk menangani BPPV. Di antaranya meliputi:
Pengobatan vertigo melalui manuver Epley
Prosedur yang juga disebut teknik reposisi kanalit ini terbukti efektif untuk mengobati vertigo. Manuver Epley meliputi empat gerakan kepala yang berbeda, dan tiap posisi kepala sebaiknya ditahan selama minimal 30 detik. Anda mungkin akan mengalami vertigo selama menjalani prosedur.
Kondisi Anda umumnya akan membaik setelah melakukan manuver Epley, tapi kesembuhan total memerlukan waktu selama maksimal dua minggu. Efek prosedur ini biasanya bersifat jangka pendek dan perlu diulang, namun konsultasikan ke dokter jika Anda tetap mengalami vertigo setelah empat minggu.
Pengobatan vertigo dengan latihan Brandt-Daroff
Prosedur ini merupakan rangkaian gerakan pereda BBPV untuk meredakan vertigo. Meski tidak bisa menyembuhkan, latihan Brandt-Daroff dapat mengurangi gejala vertigo dalam jangka panjang.
Latihan ini bisa Anda lakukan sendiri di rumah, tapi Anda dianjurkan untuk mempelajarinya terlebih dahulu dari dokter. Lakukanlah setidaknya dua kali dalam sehari.

Migrain yang Memicu Vertigo

Jika migrain didiagnosis sebagai penyebab vertigo, penderita bisa menjalani pengobatan di rumah. Obat-obatan yang digunakan juga umumnya sama dengan migrain, misalnya triptan.

Infeksi Labirinitis

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Walau jarang terjadi, infeksi bakteri juga mungkin dapat menyebabkan labirintitis dan biasanya diobati dengan antibiotik.
Dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) atau dokter spesialis audiovestibular (dokter yang khusus menangani kelainan pendengaran dan keseimbangan) jika Anda kehilangan pendengaran. Anda mungkin membutuhkan penanganan darurat untuk mengembalikan pendengaran Anda.
Labirinitis juga bisa ditangani dengan terapi rehabilitasi vestibular. Walau jenis terapi ini masih sangat jarang di Indonesia, Anda bisa menanyakannya lebih lanjut kepada dokter Anda.

Vestibular Neuronitis

Penyakit ini memang bisa sembuh dalam beberapa minggu tanpa pengobatan, tapi Anda mungkin harus terus berbaring jika Anda mengalami vestibular neuritis yang parah. Segeralah ke dokter jika kondisi Anda tidak membaik setelah tujuh hari. Penyakit ini juga bisa ditangani dengan terapi rehabilitasi vestibular dan obat.

Penyakit Meniere yang Langka

Jika vertigo Anda disebabkan oleh penyakit ini, ada beberapa langkah efektif untuk sekaligus menangani keduanya. Di antaranya adalah:
  • Obat untuk mencegah dan menangani serangan penyakit Meniere.
  • Memperbaiki pola makan, terutama yang rendah garam.
  • Fisioterapi untuk mengatasi gangguan keseimbangan.
  • Penanganan untuk kehilangan pendengaran, misalnya alat bantu dengar.
  • Perawatan untuk tinnitus (telinga berdenging), misalnya terapi suara yang dapat mengurangi perbedaan antara kebisingan tinnitus dengan suara lain agar gangguan tinnitus terasa berkurang.
  • Penanganan untuk gejala sekunder dari penyakit Meniere, misalnya stres, kecemasan, dan depresi.

Langkah Terapi Rehabilitasi Vestibular

Terapi ini disebut Latihan Rehabilitasi Vestibular (Vestibular Rehabilitation Training/VRT) dan umumnya disarankan untuk menangani vertigo kambuhan.
VRT meliputi serangkaian latihan khusus guna mendorong agar otak beradaptasi terhadap sinyal pemicu vertigo dari telinga. Otak dirangsang untuk mengandalkan sinyal-sinyal dari bagian lain tubuh, seperti mata dan kaki, daripada telinga bagian dalam.
Apabila sudah terbiasa, otak akan meminimalkan gejala vertigo dan ikut mempertahankan keseimbangan tubuh. Terapi ini dilakukan dengan bimbingan dokter spesialis audiologi atau ahli fisioterapi.

Baiklah begitulah informasi tentang Sakit Kepala Vertigo...

Semoga informasi ini berguna bagi kalian semua sobat sehat...
Selamat malam dan terima kasih....
Blog saya lainnya dapat kalian lihat di Pendidikan Bangsaku dan Dedyvancoklat.blogspot.com
Terima kasih telah mengunjungi blog saya...

Sakit kepala

Hai semua ketemu lagi dengan saya  Marla Marlena... Kali ini kita akan membahas tentang sakit kepala. Sebenarnya jarang kita ketahui bahwa sakit kepala pun ada beberapa macam. Penasarankan apa saja? Ayo kita simak dalam  kalimat  berikut ini:


Pengertian sakit kepala
Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di sekitar kepala. Sebagian besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan mudah, seperti dengan meminum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup, dan lebih banyak istirahat. Tapi ada beberapa jenis sakit kepala yang memerlukan penanganan lebih karena berkelanjutan atau bahkan ada yang bisa membahayakan nyawa.
Sakit kepala tidak memiliki jangka waktu tertentu, bisa berlangsung kurang dari satu jam atau bahkan selama beberapa hari, serta  bisa muncul secara tiba-tiba atau perlahan-lahan.

Penyebab Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala bisa diakibatkan oleh berbagai hal, namun secara umum sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder.
Beberapa tipe sakit kepala primer yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
  • Sakit kepala tegang
  • Migrain
  • Sakit kepala cluster
  • Sakit kepala sinus
  • Sakit kepala Hormon
  • 1. Sakit kepala tegang (tension headache)

    Ini adalah kondisi yang paling sering dialami orang. Bahkan banyak orang menyebutnya sebagai sakit kepala “sehari-hari” karena hampir semua orang pasti pernah mengalaminya dalam beberapa kali hidup mereka.
    Anda mungkin akan mengalami sakit kepala sebelah kanan secara konstan. Rasa sakit pada bagian kanan kepala ini merupakan jenis yang paling umum, meskipun belum ditemukan kejelasan pasti penyebabnya. Selain itu, Anda juga mungkin merasa kaku di belakang leher dan otot bahu kemudian menyebar ke depan, dan merasa adanya tekanan di belakang mata Anda bersamaan dengan tekanan pada rahang Anda.
    Kondisi ini dapat pada siapa saja dan pada usia berapa pun, tetapi tidak cukup parah untuk mengganggu kehidupan sehari-hari Anda. Dalam banyak kasus, sakit kepala sebelah kanan akan hilang setelah 30 menit hingga beberapa hari.

    2. Migrain

    Migrain adalah serangan sakit kepala sebelah berulang yang diikuti rasa nyeri yang biasanya parah dan sering membuat penderitanya tidak berdaya. Banyak orang menyebut kondisi ini sebagai sakit kepala sebelah.
    Rasa sakitnya berdenyut intens atau berupa rasa sakit ekstrem seperti dihantam oleh benda keras. Walaupun begitu, kondisi ini tergolong sebagai gangguan neurologis turunan akibat ketahanan yang lebih rendah terhadap rangsangan penyebab migrain, berbeda dari sakit kepala biasa ataupun cluster.
    Selain merasakan sakit kepala sebelah, beberapa orang juga mengalami mual, muntah, atau sensitivitas terhadap suara bising atau cahaya. Kondisi ini terbilang umum karena dapat memengaruhi sekitar 1 dari setiap 5 wanita dan sekitar 1 dari setiap 15 orang pada pria.
    Sakit kepala sebelah dikatakan serius bila berlangsung dari 4 jam sampai 3 hari dan disertai dengan gejala lainnya yang sangat parah hingga menghambat Anda untuk beraktivitas normal. Sakit kepala sebelah juga dikatakan parah jika penderita memiliki riwayat serangan setidaknya 2-5 kali serangan dengan pola yang sama.

    3. Sakit kepala cluster 

    Sama seperti migrain, kondisi ini juga menyebabkan sakit kepala sebelah di salah satu sisi kepala. Bedanya, rasa nyeri yang intens terjadi secara tiba-tiba dan cenderung muncul di belakang mata atau area sekitar mata.
    Selain nyeri yang intens, gejala lainnya dari kondisi ini adalah mata memerah dan berair, pupil mengecil, serta hidung berair. Kondisi ini terbilang umum, akan tetapi paling parah di antara jenis lainnya.
    Setiap serangan sakit kepala sebelah dapat berlangsung 15 menit hingga 3 jam dan sering membangunkan pasien dari tidur karena rasa sakitnya bisa sangat buruk dan intens. Gejala kondisi ini bisa terjadi setiap hari, dan berlangsung beberapa minggu atau bulan pada satu waktu, sebelum reda.
    Kondisi ini mungkin akan hilang sepenuhnya selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tapi bisa saja sesekali kembali lagi. Pria 3-4 kali lebih sering terkena kondisi ini daripada wanita.

    4. Sakit kepala sinus

    Gejala khas dari kondisi ini adalah nyeri yang intens dan konstan di tulang pipi, dahi, atau batang hidung Anda. Terkadang, gejala sakit yang dirasakan hampir mirip dengan gejala migrain. Kondisi ini disebabkan akibat adanya infeksi virus, seperti virus flu.
    Virus ini akan menyebar ke rongga sinus dari saluran pernapasan atas, sehingga pada akhirnya menyebabkan dinding sinus (ruang kecil di bagian tengkorak) mengalami peradangan.
    Rasa sakit biasanya datang bersamaan dengan gejala sinus lainnya, seperti hidung meler atau tersumbat, telinga berdenging, demam, serta sakit tenggorokan.

    5. Sakit kepala hormon

    Kondisi ini sering terjadi pada wanita khususnya saat mendekati atau selama siklus menstruasi atau menopause. Pemicu lainnya mungkin setelah kehamilan atau saat mengonsumsi pil KB.
    Meski sakit kepala belakang ataupun sebelah tidak mengancam jiwa, namun kondisi ini bisa jadi tanda adanya kondisi kesehatan yang lebih serius, seperti stroke.
    Itu sebabnya, jika Anda mencurigai memiliki gejala yang sudah disebutkan di atas berulang kali dan tidak juga kunjung membaik dalam beberapa waktu, ada baiknya Anda segera konsultasi ke dokter
Selain itu, di bawah ini adalah beberapa penyebab sakit kepala sekunder yang umum terjadi:
  • Sakit kepala yang disebabkan oleh kondisi infeksi seperti meningitis. Infeksi juga dapat berasal dari bagian tubuh lain selain kepala, seperti yang terjadi pada kasus sinusitis, flu, infeksi telinga, serta infeksi pada gigi.
  • Trauma. Misalnya akibat terbentur atau setelah mengalami kecelakaan.
  • Adanya perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di dalam otak.
  • Kanker otak.
  • Pengar (hangover).
  • Sakit kepala rebound. Sakit kepala ini disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi obat pereda sakit
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan lebih lanjut karena sakit kepala yang diderita mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius.
Penyebab orang sakit kepala
Secara umum, sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder. Berikut ini adalah penjelasannya.

Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada struktur di kepala yang sensitif terhadap rasa sakit dan bukan merupakan gejala akibat penyakit lain.
Ada beberapa faktor yang berperan dalam sakit kepala primer, di antaranya adalah gangguan pada otot leher dan kepala, aktivitas kimia di otak, pembuluh darah atau/dan saraf. Pada sebagian orang, sakit kepala primer merupakan kondisi yang turun-temurun di keluarganya. Berikut ini adalah beberapa tipe sakit kepala primer yang paling sering terjadi.
  • Sakit kepala tegangIni adalah tipe sakit kepala yang paling sering terjadi. Biasanya orang yang mengalami sakit kepala tipe ini akan merasakan seakan ada pita karet yang melilit di sekeliling kepala dan kepala terasa ditekan terus-menerus. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya adalah depresi, kurang tidur, stres, dehidrasi, melewatkan waktu makan, dan terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
  • MigrainMigrain lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan sakit kepala tegang. Orang yang mengalami migrain akan merasakan salah satu sisi atau kedua sisi kepala seakan-akan berdenyut. Sakit kepala ini bisa terus berulang dan membuat rutinitas keseharian terganggu. Migrain bisa diatasi dengan obat yang dijual bebas, namun jika migrain yang dialami parah, segera temui dokter untuk mendapatkan obat resep yang lebih kuat dan mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
  • Sakit kepala clusterSerangan sakit kepala ini bisa terjadi selama satu atau dua bulan dalam setahun. Pasien sakit kepala cluster merasakan sakit yang luar biasa dan menyebar ke sekitar salah satu mata. Gejala sakit kepala cluster tidak bisa diredakan oleh obat-obat bebas, tapi Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk meredakan rasa sakit melalui perawatan yang lebih spesifik seperti sumatriptan and lithium.
Gaya hidup juga menjadi salah satu faktor penyebab sakit kepala primer, seperti mengkonsumsi makanan yang diproses dengan kandungan senyawa garam asam (nitrat), perubahan waktu tidur, postur tubuh buruk, melewati jam makan hingga stres berlebih.

Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di kepala akibat suatu penyakit. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum sakit kepala.
  • Sinusitis
  • Flu
  • Infeksi telinga
  • Pengar
  • Masalah gigi
  • Konsumsi monosodium glutamat (MSG) berlebihan
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tiba-tiba
  • Menggunakan penutup atau perlengkapan kepala yang terlalu ketat misalnya helm
  • Perubahan hormon pada wanita misalnya setelah mengonsumsi pil KB
  • Gangguan pada penglihatan misalnya glaukoma
Berikut ini adalah penyebab sakit kepala sekunder yang lebih jarang terjadi:
  • Penyumbatan pembuluh darah di otak
  • Radang pada otak
  • Gegar otak
  • Neuralgia trigeminal
  • Aneurisma otak
  • Keracunan karbon monoksida
  • Serangan panik
  • Meningitis
Selain itu, ada beberapa tipe sakit kepala sekunder yang spesifik seperti berikut ini.
  • Sakit kepala rebound yang disebabkan oleh seringnya menggunakan obat pereda nyeri.
  • Sakit kepala thunderclap yang membuat penderitanya mengalami sakit kepala yang parah, terjadi secara tiba-tiba dan dengan penyebab dasar berpotensi fatal seperti pendarahan di otak.
  • Sakit kepala spinal yang disebabkan oleh kurangnya cairan serebrospinal setelah anestesi atau trauma.
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan lebih lanjut karena sakit kepala yang diderita mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang serius. Anda patut mewaspadai beberapa hal berikut ini dan disarankan untuk menemui dokter jika Anda mengalaminya.
  • Sakit kepala yang tidak kunjung reda setelah minum obat.
  • Sakit kepala yang sangat parah hingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
  • Sakit kepala yang menyebabkan badan terasa tidak sehat di antara serangan sakit kepala.
  • Sakit kepala parah yang disertai gejala-gejala lain seperti leher kaku, merasa kebas, lumpuh di satu sisi tubuh, pingsan, sulit melihat, sulit berbicara dan mengerti perbincangan atau sulit berjalan.
  • Demam tinggi.
Sakit kepala yang sering muncul terkait dengan beberapa faktor risiko seperti di bawah ini:

  • Obesitas
  • Gelisah
  • Sering mengonsumsi obat pereda nyeri
  • Mendengkur
  • Depresi
  • Kegiatan fisik yang membuat leher atau kepala menjadi tegang
  • Terlalu banyak kafein
  • Gangguan tidur
Pengobatan sakit kepala
Pengobatan sakit kepala yang dilakukan harus dilihat dari gejala yang dialami dan berdasarkan penyebabnya, karena tidak semua tipe sakit kepala bisa diatasi dengan meminum obat sakit kepala saja.
Pada awalnya, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, dilanjutkan dengan tes fisik dan jika penyebabnya tidak terdeteksi, tes lanjutan mungkin akan dilakukan. Beberapa tes lanjutan yang dapat dilakukan adalah tes urine, tes darah, tes mata, X-ray sinus, CT scan, dan MRI scan. Selain itu, pemeriksaan dengan electroencephalogram (EEG) mungkin akan disarankan oleh dokter apabila sakit kepala yang Anda alami disertai oleh gejala lain seperti kejang. Dalam kasus yang parah, dokter mungkin akan melakukan tes spinal tapdengan mengambil sampel cairan dari kanal tulang belakang untuk memeriksa kemungkinan adanya infeksi tertentu.

Pengobatan Sakit Kepala Tegang

Pada umumnya obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen, paracetamol, dan aspirin bisa mengatasi sakit kepala tegang sesaat. Selain itu, beberapa terapi alternatif juga bisa dilakukan untuk mengurangi stres, di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Terapi perilaku kognitif yaitu terapi di mana pasien diajari untuk mengelola stres yang bisa memicu sakit kepala tegang.
  • Terapi air hangat.
  • Pijat.
  • Meditasi.
  • Latihan relaksasi.

Pengobatan Migrain

Secara garis besar, pengobatan migrain dibagi menjadi dua, yakni pengobatan untuk meredakan gejala (abortif) dan pengobatan pencegahan
  • Pengobatan abortif. Untuk meredakan gejala migrain, Anda dapat mengonsumsi beberapa jenis obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter seperti asteaminofen (parasetamol), ibuprofen, aspirin, obat-obatan golongan triptans, ergotamine, obat-obat anti mual, serta obat golongan glukokortikoid.
  • Pengobatan pencegahan. Tidak semua penderita migrain memerlukan pengobatan pencegahan. Anda mungkin akan disarankan untuk mengonsumsi obat pencegahan apabila Anda mengalami serangan setidaknya empat kali dalam 1 bulan, serangan berlangsung selama 12 jam atau lebih, apabila obat-obatan antinyeri tidak membantu meredakan gejala, atau apabila migrain menyebabkan kelumpuhan atau mati rasa. Pengobatan untuk mencegah serangan ini antara lain obat penghambat beta (beta-blocker), golongan antidepresan, obat antikejang, serta obat anti-inflamasi non-steroid terutama naproxen.
Sakit kepala akibat migrain memerlukan penanganan khusus, tidak seperti sakit kepala jenis lainnya. Penjelasan lebih rinci dapat anda baca di pengobatan migrain. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan pengobatan migrain yang paling tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Pengobatan Sakit Kepala Cluster

Obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak efektif untuk mengatasi sakit kepala cluster. Sakit kepala tipe ini muncul secara tiba-tiba dan bisa mereda dengan cepat. Ada beberapa langkah yang bisa membantu mengatasi sakit kepala cluster, yaitu:
  • Menggunakan triptan nasal spray yang diresepkan oleh dokter, seperti sumatriptan atau zolmitriptan. Obat ini disemprotkan ke dalam hidung.
  • Mengonsumsi obat pencegahan.
  • Menghirup oksigen 100 persen menggunakan masker.
  • Menggunakan obat suntik seperti sumatriptan untuk meredakannya dengan cepat saat serangan melanda.

Pencegahan Sakit Kepala

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membantu mencegah sakit kepala.

Istirahat yang cukup

Sangat disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup dan teratur. Tujuh hingga delapan jam per hari adalah waktu tidur rata-rata yang diperlukan oleh orang dewasa. Jangan menggantikan kekurangan waktu tidur pada hari kerja di hari libur, karena ini tidak efektif. Usahakan untuk tidur dan bangun di waktu yang sama.

Kurangi kafein

Usahakan untuk tidak mengonsumsi kafein atau menguranginya, karena walaupun beberapa pengobatan sakit kepala menggunakan kafein untuk meredakan gejalanya tapi bisa memperparah juga.

Hindari pemicu sakit kepala

Cari tahu pemicu yang bisa menyebabkan Anda mengalami sakit kepala agar bisa terhindar dari sakit kepala dengan cara mencatat secara rinci setiap Anda mengalami sakit kepala, seperti kapan dan apa yang baru Anda konsumsi sebelum terkena sakit kepala. Misalnya, beberapa orang perlu menghindari minuman dengan kandungan kafein karena dipercaya dapat memicu serangan migrain.

Kurangi stres

Dengan mengelola stres dan tekanan hidup dengan baik, seseorang bisa mengurangi risikonya mengalami sakit kepala. Anda bisa mencari cara untuk mengatur kegiatan sehari-hari dan menyusun waktu agar produktivitas Anda lebih maksimal.

Makan secara teratur

Jalani pola hidup sehat dengan makan secara teratur tiga kali sehari dan camilan di antaranya jika diperlukan. Disarankan untuk selalu makan di waktu yang sama setiap harinya dan mengawali hari dengan sarapan sehat.

Santai

Luangkan waktu untuk bersantai, seperti membaca buku, mandi dengan air hangat, dan mendengarkan musik. Selain itu, Anda juga bisa melakukan meditasi, latihan relaksasi, atau yoga.

Kurangi konsumsi obat

Konsultasikan dengan dokter jika Anda terlalu sering mengonsumsi obat pereda sakit, termasuk obat yang dijual secara bebas, karena mengonsumsi obat lebih dari dua kali dalam sepekan bisa membuat sakit kepala lebih sering kambuh.

Rutin berolahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin bisa membantu mengurangi stres. Mulailah berolahraga secara perlahan untuk mengurangi terjadinya cedera, dan pilihlah olahraga yang Anda gemari, seperti berenang, bersepeda, atau berjalan. Namun, pastikan Anda konsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi fisik Anda.
Ok sobat sehat.. sekian informasi dari saya.. Terima kasih telah mengunjungi blog saya.. blog saya lainnya juga dapat kalian lihat di marlamarlena.blogspot.com dan Dedyvancoklat.blogspot.com
Sampai jumpa minggu depan...